Hukum Suami Berbohong Masalah Uang
#2 Pahami Alasan di Balik Ketidakjujuran
Suami mungkin merasa istri terlalu posesif atau curiga, sehingga menyembunyikan masalah keuangan. Mengetahui alasan ini dapat membantu Anda mendekati masalah dengan lebih empati.
[Baca Juga: Istri Bingung Suami Kerja Apa, Gajinya Cuma Rp 200 Ribu?]
Hubungi Psikolog Ini Jika Suami Menunjukkan Ciri-Ciri Selingkuh
Apabila pasangan kamu menunjukkan ciri-ciri selingkuh atau sering berbohong, segera hubungi psikolog di Halodoc untuk mendapat tips dan saran untuk menghadapi situasi tersebut.
Kamu bisa menceritakan ciri-ciri perselingkuhan apa saja yang ditunjukkan oleh pasangan kepada psikolog. Selain itu, kamu juga bisa menceritakan aktivitas apa saja yang mencurigakan dari pasangan kamu.
Psikolog di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut psikolog di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
Psikolog pertama yang bisa kamu hubungi adalah Indah Sevti Wardani S.Psi, M.Psi, Psikolog yang merupakan lulusan Universitas Mercu Buana pada 2014 dan Universitas Persada Indonesia YAI pada 2019.
Saat ini, Indah Sevti Wardani S.Psi, M.Psi, Psikolog melakukan praktik di Tangerang Selatan, Banten.
Dengan pengalaman selama 4 tahun, kamu tak perlu ragu untuk berkonsultasi di Halodoc jika kamu merasa suami menunjukkan ciri-ciri berselingkuh.
Chat Indah Sevti Wardani S.Psi, M.Psi, Psikolog dari Rp 80.000,- di Halodoc.
Perselingkuhan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Namun, Apakah Benar Kebiasaan Selingkuh Bisa Disebabkan oleh Gen dan Hormon?
Selanjutnya, kamu dapat menghubungi Annisa Prasetyo Ningrum S.Psi, M.Psi. Ia merupakan lulusan Universitas Brawijaya pada tahun 2013 dan Universitas Indonesia pada tahun 2018.
Annisa Prasetyo Ningrum S.Psi, M.Psi, berpraktik di Bekasi, Jawa Barat, dan juga merupakan anggota dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).
Dengan pengalaman sebagai seorang psikolog klinis selama 6 tahun, kamu dapat menjadwalkan sesi konseling dengan Annisa Prasetyo Ningrum S.Psi, M.Psi, melalui Halodoc terkait masalah hubungan keluarga, termasuk ciri-ciri suami yang sering berbohong.
Ia dapat memberikan konsultasi mengenai berbagai topik seperti masalah keluarga dan hubungan, gangguan kecemasan, pengasuhan anak, dan gangguan mood.
Chat Annisa Prasetyo Ningrum S.Psi, M.Psi, Psikolog dari Rp 55.000,- di Halodoc.
Kamu juga bisa menghubungi Munazilah S.Psi, M.Psi, Psikolog. Ia merupakan lulusan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro pada 2015 dan Universitas Gadjah Mada pada 2019.
Munazilah S.Psi, M.Psi, Psikolog berpraktik di Semarang, Jakarta Pusat dan Depok. Ia juga tergabung sebagai anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).
Memiliki pengalaman sebagai psikolog klinis selama 6 tahun, kamu bisa melakukan sesi konseling bersama Munazilah S.Psi, M.Psi, Psikolog di Halodoc terkait permasalahan keluarga, termasuk suami yang berselingkuh.
Ia bisa memberikan konsultasi seputar keluarga dan hubungan, gangguan kecemasan, pekerjaan dan karier, pengembangan diri dan gangguan mood.
Chat Munazilah S.Psi, M.Psi, Psikolog mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.
Psikolog lain yang bisa kamu hubungi adalah Adisti Natalia M.Psi, Psikolog. Ia merupakan lulusan Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma pada 2015 dan 2020.
Ia saat ini berpraktik di Bekasi, Jawa Barat dan juga tergabung sebagai anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).
Memiliki pengalaman sebagai psikolog klinis selama 4 tahun, ibu bisa melakukan sesi konseling bersama Adisti Natalia M.Psi, Psikolog di Halodoc terkait berbagai ciri-ciri suami yang berbohong..
Ia bisa memberikan konsultasi seputar pengembangan diri, stres, gangguan kecemasan, depresi, gangguan mood, serta keluarga dan hubungan.
Chat Adisti Natalia M.Psi, Psikolog mulai dari Rp 70.000,- di Halodoc.
Kamu juga bisa menghubungi Linota Dasril Mamayo S.Psi, M.Psi, Psikolog yang merupakan lulusan Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma pada 2020 dan 2014.
Ia kini berpraktik di Depok, Jawa Barat. Linota Dasril Mamayo S.Psi, M.Psi, Psikolog juga tergabung sebagai anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).
Dengan pengalaman sebagai psikolog klinis selama 4 tahun, kamu bisa melakukan sesi konseling bersama Linota Dasril Mamayo S.Psi, M.Psi, Psikolog di Halodoc tentang ciri-ciri suami yang berselingkuh.
Linota Dasril Mamayo S.Psi, M.Psi, Psikolog juga dapat memberikan konsultasi seputar masalah kesehatan mental lainnya, seperti keluarga dan hubungan, trauma, stres, gangguan kecemasan, pengasuhan dan anak, serta depresi.
Chat Linota Dasril Mamayo S.Psi, M.Psi mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.
Itulah beberapa psikolog yang bisa kamu hubungi jika suami menunjukkan ciri-ciri selingkuh atau sering berbohong. Jangan ragu untuk menghubungi psikolog untuk segera mengatasi kondisi dan situasi tersebut.
Namun, jika psikolog sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tenang saja, privasi kamu pasti terjaga dengan aman di Halodoc.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!
Hukum Berbohong dalam Islam
Foto: Hukum Suami Berbohong pada Istri (Orami Photo Stock)
Sebelum membahas hukum suami berbohong pada istri, penting untuk memahami dalil-dalil tentang kebohongan, yang harus dihindari karena tidak disukai oleh Allah.
Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman lewat surat Al Isra' ayat 36:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌۗ اِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا
Artinya: "Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kau ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."
Nah, perlu diketahui bahwa dampak bohong bukan hanya kepada pelaku, tapi juga orang lain, lho.
Selain merugikan, hal ini juga akan dimintai pertanggung jawabannya ketika di akhirat nanti.
Untuk menjelaskan ayat di atas, Imam asy-Syinqithi berkata:
"Allah SWT melarang dalam ayat ini agar manusia tidak mengikuti sesuatu tanpa memiliki pengetahuan yang memadai.
Hal ini termasuk mengklaim telah melihat sesuatu yang belum dilihat, mendengar sesuatu yang belum didengar, atau mengetahui sesuatu yang tidak diketahui.
Ayat ini juga mencakup orang-orang yang berbicara atau bertindak tanpa ilmu yang benar." (Adhwa’ul Bayan, 3/145).
Orang yang gemar berbohong menjadi tanda bahwa orang tersebut termasuk dalam golongan orang munafik yang gemar mengingkari janji.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Tanda-tanda munafik ada tiga yaitu apabila berkata dusta, apabila berjanji ingkar, dan apabila dipercaya berlaku khianat," (HR Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan bahwa pembohong biasanya tidak jauh dari sifat gemar mengingkari janji dan khianat.
Sifat-sifat tersebut merupakan sifat orang munafik yang sebaiknya dijauhi karena bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
Jadi, berbohong, termasuk ketika suami berbohong pada istri, adalah perilaku yang dianggap munafik, termasuk mengingkari janji dan berkhianat. Oleh karena itu, berbohong harus dihindari.
Baca Juga: 10+ Cara Mengatasi Suami Selingkuh dan Berbohong, Yuk Simak!
Sudah jelas hukum suami berbohong pada istri tidak diperbolehkan.
Pada dasarnya setiap orang tidak suka dibohongi. Hati bisa menjadi sakit apabila dibohongi oleh orang lain, apalagi oleh suami sendiri. Sosok suami yang seharusnya membimbing dan memberikan contoh yang baik kepada istri dan anak-anak ternyata malah berkata dusta dan menimbulkan kekecewaan. Tentu sikap suami tersebut tidak terpuji dan tidak pantas untuk dilakukan.
Allah Swt. pun melarang manusia untuk berbohong. Hal tersebut ada dalam firman-Nya surah Al-Baqarah ayat 42 berikut ini:
“Dan janganlah kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kepalsuan atau (janganlah kamu) menyembunyikan kebenaran sedang kamu mengetahuinya.” (Q.S. Al-Baqaroh: 42).
Pembohong Adalah Orang Munafik
Di dalam Islam, orang yang suka berbohong disebut sebagai orang yang munafik. Hal tersebut disampaikan oleh Rasulullah saw. dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari berikut ini:
“Tanda orang munafik ada tiga, pertama apabila berbicara berbohong, lalu apabila berjanji mengingkari atau menyelisihi janji, dan apabila diberi amanah berkhianat.”
Di dalam surah At-Taubah ayat 68, Allah Swt. memberikan balasan yang berat bagi mereka yang munafik. Allah Swt. berfirman:
“Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.”
Baca Juga: Bolehkah Istri Bersedekah dengan Harta Suami?
Berbohong yang Dibolehkan
Meskipun berbohong dilarang oleh agama Islam, akan tetapi ada kondisi-kondisi tertentu yang membolehkan seseorang untuk berbohong. Berbohong di sini bukan untuk kejahatan, akan tetapi untuk nilai-nilai kemaslahatan.
“Aku tidak menganggapnya sebagai seorang pembohong. (Pertama), seorang laki-laki yang memperbaiki hubungan antara manusia. Ia mengatakan suatu perkataan (bohong), namun ia tidak bermaksud dengan perkataan itu kecuali untuk mendamaikan. (Kedua), seorang laki-laki yang berbohong dalam peperangan. Dan (ketiga), seorang laki-laki yang berbohong kepada istri atau istri yang berbohong kepada suami (untuk kebaikan).” (H.R. Abu Daud).
Dalam hadis yang lain, dibahas pula soal ini. Rasul saw. bersabda:
“Ada seseorang yang datang menemui Nabi saw. dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah aku berdosa jika aku berdusta kepada istriku?’” Nabi saw. pun menjawab, “Tidak boleh, karena Allah Ta’ala tidak menyukai dusta.” Lalu orang itu pun bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, (dusta yang aku ucapkan itu karena) aku ingin berdamai dengan istriku dan aku ingin senangkan hatinya.” Kemudian Nabi saw menjawab, “Tidak ada dosa atasmu.” (H.R. Al-Humaidi. Hadis ini dinilai sahih oleh Al-Albani dalam silsilah Ash-Shahihah).
Dari hadis di atas, contoh lainnya seorang suami diperbolehkan berbohong misalnya saat berbohong dengan makanan buatan istri. Karena suami ingin menyenangkan hati istrinya sekaligus menghargai masakan yang dibuat istrinya, maka suami berbohong mengatakan masakan istrinya enak.
Selain itu, contoh lainnya misalnya mengucapkan bahwa istrinya cantik dan menawan untuk membuat suasana hati sang istri membaik. Selama tidak untuk menipu dan berbohong untuk keburukan, maka tidak mengapa suami berbohong kepada istrinya.
Baca Juga: Kriteria Suami Saleh dalam Keluarga
Tidak Menjadikan Bohong Sebagai Kebiasaan
Meskipun berbohong untuk kebaikan itu dibolehkan, tetapi suami tidak boleh menjadikan berbohong sebagai kebiasaan. Misalnya, berbohong kepada istri ada pekerjaan di kantor sehingga harus pulang terlambat, padahal ia terlambat karena berkumpul dengan teman-temannya.
Berhati-hatilah karena berbohong untuk keburukan akan menggiring pelakunya kepada neraka.
Dari Ibnu Mas’ud r.a, ia berkata bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, sedangkan kebaikan menuntun menuju surga. Sungguh seseorang yang membiasakan jujur niscaya dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada kemungkaran, sedangkan kemungkaran menjerumuskan ke neraka. Sungguh orang yang selalu berdusta akan dicatat sebagai pendusta.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Itulah penjelasan tentang hukum dibolehkannya seorang suami berbohong kepada istri. Mudah-mudahan bisa menambah wawasan keislaman baru bagi Sahabat.
Jangan lupa untuk mengunjungi infak.id dari Rumah Zakat untuk menunaikan infak hariannya. Dengan berinfak, maka kita pun bisa membantu orang lain yang sedang kesulitan. Yuk, berinfak melalui infak.id!
Perasaan kamu tentang artikel ini ?
Halodoc, Jakarta – Selingkuh merupakan ancaman serius bagi hubungan yang sedang dijalani, bahkan bisa terjadi pada pasangan yang sudah menikah. Biasanya, suami yang berselingkuh menunjukkan perubahan yang tidak mereka sadari, baik secara emosional maupun secara tingkah laku.
Tak hanya secara fisik, selingkuh juga bisa terjadi ketika seseorang memperlihatkan kenyamanan dalam berkomunikasi dengan orang lain melalui pesan, bahkan hingga mengabaikan pasangan sehingga berpengaruh terhadap keharmonisan dalam hubungan rumah tangga.
Karena itu, penting bagi kamu untuk mengetahui tanda-tanda suami yang berselingkuh dan sering berbohong.
#5 Menggunakan Uang Secara Diam-Diam
Beberapa suami mungkin menggunakan uang secara diam-diam atau menyembunyikan kondisi keuangan mereka. Hal ini bisa termasuk berbohong soal penghasilan atau mengelola uang untuk keperluan tertentu tanpa sepengetahuan istri.
Ilustrasi suami suka berbohong masalah uang. Sumber: tirachardz
Komunikasi yang berubah
Adanya perubahan dalam komunikasi bisa menjadi tanda pasangan berselingkuh. Pasangan bisa menjadi lebih tertutup atau menghindari komunikasi dengan kamu.
Jarang memberi kabar, jarang memberi pujian, mengabaikan apa yang kamu sampaikan, atau jarang menanyakan aktivitas sehari-hari merupakan salah satu bentuk perubahan komunikasi yang menjadi lebih buruk.
Padahal, komunikasi merupakan hal yang sangat penting untuk tetap menjaga keharmonisan hubungan rumah tangga.
#2 Tidak Nyaman Membicarakan Keuangan
Beberapa suami merasa risih atau tidak nyaman ketika membicarakan masalah keuangan. Hal ini bisa membuat mereka cenderung menghindar atau tidak terbuka mengenai kondisi keuangan yang sebenarnya.
Hukum Suami Berbohong pada Istri dalam Islam
1. Allah SWT sudah mengingatkan orang beriman untuk tidak berbohong. Dalam konteks kali ini, berbohong tidak dianjurkan sama sekali.
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.
Surah At-Taubah Ayat 119.
2. Bohong bisa sebabkan dampak buruk
Berbohong menjadi suatu perbuatan yang dilarang dalam Islam. Hal ini karena ada berbagai dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari berbohong.
Dampak tersebut tidak hanya dirasakan oleh yang berbohong saja, tetapi juga orang lain yang dibohongi. Jadi, suami tidak seharusnya berbohong pada istri atau akan berbuah hal tidak baik kelak.
Lagipula, orang yang berbohong, mereka hidupnya tidak tenang karena menyimpan kebenaran. Sedangkan, orang yang dibohongi pastinya akan merasa sangat kecewa jika mengetahui bahwa ada yang disembunyikan di belakangnya.
Buntut dari kebohongan bakal menjadikan seseorang memiliki sikap saling membenci dengan orang lain. Sehingga rasa peduli, saling tolong-menolong, dan kebersamaan yang selama ini dijalin pun akan hilang begitu saja.
Oleh karena itu, Islam melarang perbuatan berbohong. Begitupun dengan maksud dari Surah Al Isra ayat 36 yang menjelaskan soal menyembunyikan kebenaran.
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.
Surah Al Isra Ayat 36.
3. Bohong boleh dengan alasan logis
Ternyata berbohong tidak selamanya dilarang dalam Islam. Beberapa kondisi tertentu, Islam membolehkan manusia untuk berbohong. Hal tersebut dijelaskan dalam suatu riwayat dari Al Imam Muslim berikut ini:
Artinya: "Dan aku (Ummu Kultsum) tidak mendengar bahwa beliau memberikan rukhsoh (keringanan) dari dusta yang dikatakan oleh manusia kecuali dalam perang, mendamaikan antara manusia, pembicaraan seorang suami pada istrinya dan pembicaraan istri pada suaminya.
4. Berbohong dalam keadaan bahaya
Dalam menjalani kehidupan ini kita tidak tahu bahwa di masa depan akan menemui hal yang membahayakan. Dalam upaya melindungi diri sendiri, maka berbohong ini diperbolehkan agar kita bisa selamat.
Misalnya saja dalam kondisi peperangan. Ketika kita berkata jujur dan hal tersebut justru merugikan, maka berbohong bisa menjadi jalan terbaik sebagai upaya menyelamatkan diri dan orang lain.
5. Mendamaikan saudara
Ketika ada dua saudara yang sedang berkonflik dan kita menginginkan keduanya berdamai dengan cara berbohong, maka hal ini diperbolehkan. Karena jika dipertimbangkan kembali dan memutuskan untuk berkata jujur justru membuat masalah semakin besar, maka hal tersebut sebaiknya dihindari.
Dalam hal ini tujuannya baik. Dengan cara berbohong, maka bisa jadi menciptakan perdamaian tanpa harus mengobarkan konflik yang lebih besar lagi.
6. Berbohong untuk menyenangkan istri
Bohong yang diperbolehkan selanjutnya adalah untuk menyenangkan istri. Misalnya saja dengan mengatakan bahwa makanan yang dimasak oleh istri enak, padahal makanan tersebut terlalu asin.
Dalam hal ini sang suami bertujuan untuk membuat istrinya senang. Dengan begitu, sang istri jadi tidak merasa bersalah dengan apa yang sudah diperbuatnya.
Dalam keadaan tertentu yang membuat bohong bisa untuk ditoleransi, bahkan hukumnya adalah wajib. Salah satunya dalam konteks suami-istri.
Contoh saat suami mengucapkan suatu hal yang tidak dimiliki oleh istrinya demi menyenangkan hati, maka hal tersebut diperbolehkan. Jadi, hukum suami berbohong pada istri dalam Islam ini tidaklah dilarang asal tujuannya adalah untuk menghibur hati sang istri agar tidak merasa sedih atau murung.
Ada hadis yang diriwayatkan oleh Atha bin Yasar sebagai berikut:
"Ada seseorang yang datang menemui Nabi saw dan berkata, Wahai Rasulullah, apakah aku berdosa jika aku berdusta kepada istriku?
Nabi SAW pun menjawab: Tidak boleh, karena Allah taala tidak menyukai dusta.
Lalu orang itu pun bertanya lagi: Wahai Rasulullah, (dusta yang aku ucapkan itu karena) aku ingin berdamai dengan istriku dan aku ingin senangkan hatinya.
Kemudian Nabi saw menjawab: Tidak ada dosa atasmu.
HR. Al-Humaidi dalam Musnad no. 329. Hadis ini dinilai shahih oleh Al-Albani dalam silsilah Ash-Shahihah no. 498.
Melalui hadits tersebut bisa diketahui bahwa hukum suami berbohong pada istri dalam Islam diperbolehkan dengan syarat tujuannya adalah untuk menyenangkan istri. Tidak semata-mata berbohong untuk menutupi kebohongan.
kontenPedia.com - Dalam kehidupan rumah tangga, pernahkah mengalami saat sang suami bersifat tidak terbuka kepada sang istri.
Dirangkum kontenPedia dari laman Bincang Syariah, berikut ini adalah hukum jika suami berbohong soal keuangan dalam Islam.
Dalam kehidupan nyata, terdapat suami yang tidak terbuka kepada istrinya dalam masalah keuangan.
Bahkan ada juga yang merahasiakan dan berbohong kepada istrinya.
Baca juga: Saatnya Mengatur Keuangan Jangka Panjang dengan Investasi
Misalnya, suami tidak memberitahu istrinya mengenai besaran gaji atau penghasilannya.
Bisa juga sang suami memberitahu namun berbohong, tidak sesuai faktanya.
Hukum Suami Berbohong Masalah Keuangan dalam Islam
Dalam Islam, suami tidak memiliki kewajiban untuk memberitahu istrinya mengenai besaran gaji atau penghasilannya.
Kewajiban bagi suami adalah memberi nafkah pada istrinya dengan baik dan layak, baik makanan, pakaian, dan tempat.
Selama hal itu sudah dipenuhi suami, maka kewajiban nafkah pada istrinya sudah gugur.
Oleh karena itu, jika suami sudah menafkahi istrinya dengan baik dan layak dari penghasilannya.
Maka istrinya tidak boleh menuntut suaminya untuk terbuka, transparan mengenai besaran gaji atau penghasilannya.
Menurut para ulama, suami memiliki hak penuh terhadap harta yang didapatkan dari hasil kerjanya.
Karena itu, selama suami sudah melaksanakan tanggung jawab nafkah dengan baik dan layak kepada istrinya, maka suami boleh merahasiakan besaran gaji atau penghasilannya dari istrinya.
Hal ini atas dasar pertimbangan kemaslahatan dan kebaikan, dan bukan bermaksud untuk menipu.
Misalnya istri terlalu perhitungan dan pelit, lantas suami hampir tak bisa berbagi kebaikan dengan orang tua atau keluarganya yang lain.
Dalam hal ini, demi kebaikan, suami boleh merahasiakan keuangan miliknya. Ini boleh dilakukan apabila memang istrinya terlalu posesif terhadap harta suami.
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa di antara kebohongan yang diperbolehkan adalah suami berbohong kepada istrinya, atau sebaliknya.
Tentu dengan tujuan untuk kemasalahatan dan kebaikan, tentunya termasuk dalam masalah keuangan.
Selama tidak berniat menipu, maka boleh bagi suami merahasiakan besaran gaji atau penghasilannya dari istrinya dan istri tidak boleh menuntut suami untuk terbuka dan transparan dalam masalah keuangan.
Baca juga: Pelajaran Pengelolaan Keuangan dari Drama Squid Game
Hadis tersebut adalah hadis riwayat Imam Abu Dawud dari Ummu Kultsum binti ‘Uqbah bin ‘Abi Mu’aythin, dia pernah mendengar Nabi Saw bersabda;
أَعُدُّهُ كَاذِبًا، الرَّجُلُ يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ، يَقُولُ: الْقَوْلَ وَلَا يُرِيدُ بِهِ إِلَّا الْإِصْلَاحَ، وَالرَّجُلُ يَقُولُ: فِي الْحَرْبِ، وَالرَّجُلُ يُحَدِّثُ امْرَأَتَهُ، وَالْمَرْأَةُ تُحَدِّثُ زَوْجَهَا
Tidaklah termasuk bohong; orang (berbohong) untuk mendamaikan di antara manusia, dia mengatakan suatu perkataan yang tidaklah dia maksudkan kecuali hanya untuk mengadakan perdamaian (perbaikan); orang yang berkata (bohong) ketika dalam peperangan; dan seorang suami yang berkata kepada istri dan istri yang berkata kepada suami.
Itulah penjelasan mengenai hukum suami berbohong soal keuangan dalam rumah tangga, semoga bermanfaat.
Baca juga: Beberapa Tips Mengatur Keuangan, Salah Satunya Rajin Sedekah
Editor: Aries Marthadiharja -
Moms dan Dads wajib tahu hukum suami berbohong pada istri dalam Islam. Simak ulasannya!
Sepertinya saat ini bohong merupakan hal yang lumrah terjadi, bahkan bisa menjadi sebuah kebiasaan.
Padahal, bohong merupakan salah satu penyebab dari segala kekacauan yang sering ditemukan pada kehidupan sehari-hari.
Akibat dari bohong tidak hanya dirasakan oleh pelaku melainkan juga orang lain.
Bohong biasanya akan berujung pada fitnah dan benci.
Bukan hanya itu, kebohongan juga dapat membuat hilangnya rasa kedekatan sehingga tercipta suasana yang tidak nyaman, bahkan kepada sepasang suami istri.
Jika istri melihat gerak gerik suami seperti sedang berbohong, tanyakan dan minta klarifikasi.
Menurut jurnal Law and Human Behavior, meminta kontak mata, kemudian meminta agar cerita tersebut diceritakan secara terbalik, dapat membantu mengungkap kebohongan.
Dengan dampak berbohong yang begitu besar, maka tidak heran jika Islam melarang perbuatan buruk yang satu ini.
Jadi, bagaimana hukum suami berbohong pada istri? Apakah ada bohong yang dibolehkan oleh Islam?
Cari tahu hukum suami berbohong pada istri di bawah ini!
Baca Juga: Ini Hukum Istri Melawan Suami Menurut Islam, Wajib Tahu!
#3 Menghindari Konflik
Suami mungkin berbohong untuk menghindari konflik atau pertengkaran dengan istri. Ketidakjujuran ini sering terjadi untuk menjaga keharmonisan rumah tangga meskipun sebenarnya berdampak buruk dalam jangka panjang.
[Baca Juga: Tips Pintar Diskusi Keuangan Bareng Suami Untuk Hindari Konflik]
BincangSyariah.Com – Dalam sebuah rumah tangga, terkadang ada suami yang tidak terbuka kepada istrinya dalam masalah keuangan, bahkan ada juga yang merahasiakan dan berbohong kepada istrinya. Misalnya, suami tidak memberitahu istrinya mengenai besaran gaji atau penghasilannya, atau memberitahu namun berbohong, tidak sesuai faktanya. Sebenarnya, bagaimana hukum suami berbohong dalam masalah keuangan?
Dalam Islam, suami tidak memiliki kewajiban untuk memberitahu istrinya mengenai besaran gaji atau penghasilannya. Yang wajib bagi suami adalah memberi nafkah pada istrinya dengan baik dan layak, baik makanan, pakaian, dan tempat. Selama hal itu sudah dipenuhi suami, maka kewajiban nafkah pada istrinya sudah gugur.
Oleh karena itu, jika suami sudah menafkahi istrinya dengan baik dan layak dari penghasilannya, maka istrinya tidak boleh menuntut suaminya untuk terbuka, transparan mengenai besaran gaji atau penghasilannya.
Menurut para ulama, suami memiliki hak penuh terhadap harta yang didapatkan dari hasil kerjanya. Karena itu, selama suami sudah melaksanakan tanggung jawab nafkah dengan baik dan layak kepada istrinya, maka suami boleh merahasiakan besaran gaji atau penghasilannya dari istrinya atas dasar pertimbangan kemaslahatan dan kebaikan, dan bukan bermaksud untuk menipu.
Misalnya istri terlalu perhitungan dan pelit, lantas suami hampir tak bisa berbagi kebaikan dengan orang tua atau keluarganya yang lain. Dalam hal ini, demi kebaikan, suami boleh merahasiakan keuangan miliknya. Ini boleh dilakukan apabila memang istrinya terlalu posesif terhadap harta suami.
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa di antara kebohongan yang diperbolehkan adalah suami berbohong kepada istrinya, atau sebaliknya, dengan tujuan untuk kemasalahatan dan kebaikan, tentunya termasuk dalam masalah keuangan. Selama tidak berniat menipu, maka boleh bagi suami merahasiakan besaran gaji atau penghasilannya dari istrinya dan istri tidak boleh menuntut suami untuk terbuka dan transparan dalam masalah keuangan.
Hadis tersebut adalah hadis riwayat Imam Abu Dawud dari Ummu Kultsum binti ‘Uqbah bin ‘Abi Mu’aythin, dia pernah mendengar Nabi Saw bersabda;
أَعُدُّهُ كَاذِبًا، الرَّجُلُ يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ، يَقُولُ: الْقَوْلَ وَلَا يُرِيدُ بِهِ إِلَّا الْإِصْلَاحَ، وَالرَّجُلُ يَقُولُ: فِي الْحَرْبِ، وَالرَّجُلُ يُحَدِّثُ امْرَأَتَهُ، وَالْمَرْأَةُ تُحَدِّثُ زَوْجَهَا
Tidaklah termasuk bohong; orang (berbohong) untuk mendamaikan di antara manusia, dia mengatakan suatu perkataan yang tidaklah dia maksudkan kecuali hanya untuk mengadakan perdamaian (perbaikan); orang yang berkata (bohong) ketika dalam peperangan; dan seorang suami yang berkata kepada istri dan istri yang berkata kepada suami.
Bunda, kebohongan finansial adalah salah satu yang menyebabkan keretakan rumah tangga. Apa yang menyebabkan suami suka berbohong masalah uang? Bagaimana supaya suami tidak lagi melakukan kebohongan finansial? Baca artikel berikut sampai akhir, Bun.
Perubahan sikap yang drastis
Suami mungkin menunjukkan perubahan sikap yang mencolok, seperti menjadi lebih mudah marah, tersinggung, atau menunjukkan kurangnya perhatian atau kasih sayang terhadap kamu.
Perubahan sikap seperti ini bisa jadi karena ada sesuatu yang membuatnya kurang tertarik untuk memberi perhatian pada pasangannya.
Tak hanya untuk suami atau istri, perselingkuhan juga akan menyakitkan bagi anak. Lantas, Mengapa Selingkuh Lebih Menyakitkan dari Perpisahan untuk Anak?
Ketika berkomunikasi, suami akan cenderung menghindari topik-topik tertentu dalam percakapan. Selain itu, mereka juga cenderung untuk menghindari kontak fisik atau bahkan menghindari untuk bertemu.